Pitu
Setengah (Pitulungan Setengah Mekso)
Anda
pasti bertanya-tanya apa arti judul diatas”Pitu Setengah (Pitulungan Setengah
mekso)”. Dalam artian bahasa indonesia pitu setengah merupakan tujuh setengah,
Pitulungan setengah mekso berarti pertolongan yang setengah memaksakan. Saya
mengambil judul tersebut karena ada salah
satu dosen saya yang mengemukakan kata-kata tersebut. Oleh karena itu
saya akan mengemukakan pendapat tersebut menurut opini saya. Mari kita kupas
bersama-sama.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita dapat melihat kejadian dari judul diatas. Disadari
maupun tidak pasti kita juga pernah mengalami hal tersebut.Apakah menurut anda
pitu setengah itu kurang baik, baik, lebih baik, atau benar? Mengapa saya tidak
memakai pilihan buruk,karena dalam benak saya didunia ini tidak ada yang buruk,
melainkan hanya kurang baik. Pitu setengah ini dapat dilihat dari berbagai
sisi. Menurut pendapat saya jika pertolongan setengah memaksakan dilihat dari
aspek setengah rela ataupun setengah ikhlas maka itu baik karena kurang baik
jika kita tidak melakukan pertolongan sama sekali. Tapi alangkah baiknya jika
suatu pertolongan itu dilakukan dengan penuh kerelaan serta tulus ikhlas maka
itu jauh lebih baik. Dan benar apabila setelah melakukan pertolongan tidak ada
rasa mengeluh sama sekali(“sambat” dalam bahasa jawa).
Yang
berikutnya pertolongan jika dilihat dari sisi tenaga maupun kemampuan. Jika
kita akan memberikan pertolongan lakukanlah sebisa mungkin, upayakanlah dengan
apa yang kita bisa, kerahkanlah kemampuan yang kita punya terhadap seseorang
yang membutuhkan pertolongan maka itu benar. Jika kita memberikan pertolongan
yang sekiranya kita kurang sanggup,tidak
mempunyai hak untuk menolong maupun privasi yang sekiranya akan menambah
keadaan menjadi kurang baik.Kita dapat menolak dengan pola komunikasi yang
baik. Contoh kasus “jika kelak saya menjadi perawat dan kita membuka praktek klinik perawatan mandiri di desa ada
klien ibu-ibu yang datang meminta pertolongan untuk diperiksa dan dilakukan
pengobatan (melalui injeksi/pemberian obat melalui parenteral) sedangkan kita
tidak mempunyai hak untuk memberikan obat
tanpa anjuran dari dokter”. Kita dapat menolak pertolongan tersebut
dengan kata-kata”Maaf ibu,saya sebagai perawat mandiri saya hanya melakukan
perawatan saja terhadap pasien atau klien untuk pemberian obat saya akan
meminta anjuran dari dokter untuk memberikan resep maupun obat terlebih dahulu,
karena saya sebagai perawat hanya diperbolehkan melakukan tindakan setelah
mendapat petunjuk dari dokter”.Maka itu baik karena sesuai prosedur.
Dalam
kehidupan keperawatan pitu setengah tidak lagi dipergunakan apapun alasanya,
terhadap klien maupun pasien. Kita sebagai perawat harus banyak memberikan
pertolongan dan perawatan dengan sepenuh hati, mengerahkan kemampuan dan tenaga
yang kita punya terhadap klien maka itu jauh lebih baik. Dan jauh lebih benar
apabila perawat profesional dibekali poin sepuluh (angka sempurna) ditambah
satu akan menjadi angka sebelas. Sepuluh merupakan poin sempurna karena perawat
dibekali hardskill dan softskill yang handal(bersifat umum karena semua perawat
harus mempunyai bekal tersebut). Dan poin satu tersebut merupakan pola
komunikasi yang baik terhadap pasien atau klien maka lengkaplah perawat
mendapat poin lebih sempurna(diatas rata-rata). Dan perawat tersebut tidak
perlu diragukan lagi karena kemampuanya dalam memberikan pertolongan
maupun perawatan terhadap klien atau
pasien akan tepat sesuai sasaran dan tujuanya.
0 komentar:
Posting Komentar